BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap aktivitas yang kita lakukan
atau suatu alat yang kita gunakan membutuhkan energy. Energy yang ditimbulkan
dari sebuah alat mengandung unsure-unsur radiasi. Radiasi adalah setiap proses
di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya
diserap oleh benda lain. Radiasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.
Dalam dunia kedokteran, radiasi dimanfaatkan sebagai bahan untuk mendiagnosa.
Seperti sinar X untuk keperluan radiologi, cahaya tampak untuk tindakan
endoskopi, sinar ultraviolet untuk sterilisasi dan masih banyak yang lainnya.
Selain mempunyai manfaat seperti
yang telah dipaparkan diatas, radiasi juga memiliki beberapa efek atau dampak
yang ditimbulkan bagi manusia. Tetapi manusia jarang sekali memperhatikan dan
mempedulikan dampak yang ditimbulkan oleh adanya radiasi tersebut. Dalam
makalah kali ini, akan membahas radiasi dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan agar
mahasiswa dan masyarakat lebih tau tentang radiasi.
1. Apa
yang dimaksud dengan radiasi?
2. Apa
saja klasifikasi dan sumber radiasi?
3. Apa
saja jenis-jenis sinar radiasi?
4. Apa
yang dimaksud radiasi interna dan eksterna?
5. Apa
efek biologi radiasi?
6. Apa
efek biologi pada system jaringan dan organ ?
7. Apa
saja penyakit akibat radiasi?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa
menguasai konsep radiasi.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui apa itu
radiasi.
b. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dan
sumber radiasi
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi
jenis-jenis radiasi.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang
radiasi interna dan eksterna.
e. Mahasiswa dapat mengetahui Efek
biologi radiasi
f. Mahasiswa
dapat mengetahui efek genetic, somatic, stokastik, non stokastik, teratogenik,
dan hoemesis
g. Mahasiswa
dapat mengetahui efek biologi pada system jaringan dan organ.
h. Mahasiswa
dapat memahami penyakit akibat radiasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan
dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi adalah pancaran energi melalui
suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi adalah gelombang
atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang
sengaja dibuat oleh manusia (buatan).Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui
ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.
B. Sumber
radiasi
Sumber radiasi
terbagi menjadi dua yaitu sumber radiasi alam, dimana sumber radiasi alam sudah
ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam
ini disebut radiasi latar belakang, contoh sumber radiasi alam adalah sumber radiasi
kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial), dan sumber radiasi dari dalam
tubuh manusia. Sumber radiasi buatan, yang baru diproduksi di abad 20, tetapi
telah memberikan paparan secara signifikan kepada manusia. Contohnya adalah
radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator. Ada dua
sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non pengion.
C. Jenis-jenis
sinar radiasi
1. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi
yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion
negative) apabila berinteraksi dengan sebuah materi. Contoh radiasi yang
termasuk radiasi pengion yaitu: partikel alpha, partikel beta,, sinar gamma,
sinar –X dan neutron.
a. Partikel Alpha
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan
listrik positif yang besar dan tersusun dari dua proton dan dua neutron,
sehingga identik dengan inti atom helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat
besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya
ionisasi sinar gamma. Karena mempunyai muatan listrik yang besar maka partikel
alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit kita pada lapisan yang paling luar
sekalipun karena mempunyai ukuran yang besar.
b. Partikel Beta
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari
partikel alpha. Daya ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha.
Partikel beta mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha karena
ukurannya lebih kecil.
c. Sinar Gamma
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan
listrik sehingga dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya
ionisasinya dalam medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik
yang ada disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan
daya tembus partikel alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya
jangkau pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan
antara keduanya adalah proses terjadinya. Sinar gamma dihasilkan dari proses
peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X
dihasilkan pada waktu electron berenergi tinggi yang menumbuk suatu target
logam
e. Partikel neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai
muatan listrik, serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat
dihasilkan dari reaksi nuklir antara satu unsure tertentu dengan unsure
lainnya.
2. Radiasi non-pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk dalam
jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio, gelombang mikro
(yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone), sinar
inframerah (yang memberikan energy dalam bentuk panas), cahaya tampak, sinar
ultra violet (yang dipancarkan matahari).
a. Sinar inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Sinar inframerah
memiliki karakteristik, yaitu: tidak dapat dilihat oleh manusiatidak dapat
menembus materi yang tidak tembus pandang, dapat ditimbulkan oleh komponen yang
menghasilkan panas, Panjang gelombang pada inframerah
memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami
penurunan.
b. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari
daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.
D. Radiasi
Interna dan Radiasi Eksterna
1. Radiasi
interna
Radiasi
interna adalah penyinaran yang berasal dari sumber radiasi yang terletak di
dalam tubuh manusia, sedang radiasi eksterna berasal dari sumber yang terletak
di luar tubuh manusia. Radiasi interna terjadi karena masuknya radionuklida ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan, saluran pencernaan, luka terbuka di
kulit maupun menembus kulit dan juga melalui sirkulasi darah (suntikan).
Radiasi interna yang lebih berbahaya adalah radiasi yang lebih banyak
menimbulkan ionisasi di dalam jaringan tubuh, sehingga sinar alpha lebih
berbahaya dari pada sinar-X dan sinar gamma sebagai sumber radiasi interna.
2. Radiasi
eksterna
Pada radiasi
eksterna, maka radiasi dapat mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) atau pub
mengenai sebagian tubuh (penyinaran partial). Pada penyinaran ini sinar alpha,
electron yang berasal dari konversi internal, dan sinat beta yang energinya ,
65 keV tidak cukup kuat untuk menembus kulit. Karena itu ketiga jenis radiasi
ini tidak menimbulkan bahaya pada penyinaran luar. Sinar-X, sinar gamma,
neutron dan sinar beta yang energinya . 65 keV dapat menembus kulit dan
menyinari jaringan dalam tubuh, sehingga berbahaya sebagai sumber radiasi
eksterna.
E. Efek
biologi radiasi
Kemungkinan
terjadinya efek biologis akibat interaksi radiasi dan jaringan tubuh manusia
(terlepas dari berat atau ringannya akibat biologis tersebut), berbanding
selaras dengan besarnya dosis radiasi yang mengenai jaringan tersebut. Semua dosis
radiasi, besar atau kecil, bisa mengakibatkan pengaruh terhadap jaringan tubuh
atau sel. Pengaruh dosis hanya diasosiasikan dengan besarnya kemungkinan bahwa
akan terjadi suatu perubahan dalam suatu sel atau jaringan yang terkena radiasi
tersebut, yang biasa disebut dengan “efek stokastik”. Efek stokastik ini
biasanya mempunyai kelainan dari organ yang bersifat kronis yang biasanya
dihubungkan dengan terjadinya perubahan-perubahan genetik dalam sel-sel
tersebut. Selain dikenal dengan efek stokastik, juga dikenal dengan efek
deterministik atau non-stokastik, yaitu jika sel dalam organ atau jaringan
banyak yang mati atau tidak dapat lagi bereproduksi dan berfungsi secara
normal, fungsi organ akan hilang. Hilangnya fungsi itu akan semakin parah bila
jumlah sel yang menderita akibat bertambah.
Beberapa efek
biologi pada tubuh manusia :
1. Efek
genetik
Efek
biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek
genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium
akibat radiasi. Atau, bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat
memodifikasi struktur molekul ini dengan cara memecah kromosom atau mengubah
jumlah DNA yang terdapat dalam sel melalui perubahan informasi genetik sel.
Tipe ini dapat menimbulkan penyakit genetik yang diteruskan ke generasi
berikutnya.
2. Efek
somatik
Bila
organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan biologi
sebagai akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai
efek somatik. Efek ini tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama
timbulnya gejala kerusakan radiasi. Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek
somatik jangka pendek atau jangka panjang.
3.
Efek
stokastik
Efek stokastik adalah efek radiasi yang
kebolehjadian timbulya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak
mengenal dosis ambang. Efek stokastik memiliki cirri-ciri:
a. Tidak
mengenal dosis ambang.
b. Timbul
seteolah melalui masa tenang yang lama.
c. Keparahannya
tidak tergantung pada dosis radiasi.
d. Tidak
ada penyembuhan spontan.
e. Contoh
: kanker, leukemia (efek somatic), dan penyakit keturunan (efek genetic)
4.
Efek Non
Stokastik
Efek Non Stokastik adalah efek radiasi yang
kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis
ambang dilampaui. Efek non stokastik memiliki ciri-ciri:
a. Mempunyai
dosis ambang
b. Umumnya
timbul beberapa saat setelah terkena radiasi
c. Adanya
penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya)
d. Keparahannya
tergantung besarnya dosis radiasi.
e. Efek
non stokastik ini meliputi beberapa efek somatic seperti luka bakar, sterilitas
(kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah iradiasi dalam rahim).
Efek
genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek somatic dapat stokastik
(leukemia, kanker) maupun non stokastik.
5.
Efek
teratogenik
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat
bawaan, karena penyinaran yang terjadi sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek
ini dapat berupa kematian dalam kandungan atau kematian segera setelah bayi
lahir, kemunduran pertumbuhan, maupun kelainan bawaan, tergantung saat
penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15 hari umur kehailan, maka hasil
konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila penyinaran terjadi pada usia
kehamilan antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada umumnya terjadi kelainan
bawaan. Sedangkan penyinaran setelah usia kehamilan 50 hari dapat berakibat
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan.
F.
Efek biologi pada system jaringan dan
organ
Respon dari berbagai jaringan dan
organ tubuh terhadap radiasi pengion sangat bervariasi. Selain bergantung pada
sifat fisik radiasi juga bergantung pada karakteristik biologi dari sel
penyusun jaringan/organ tubuh terpajan. Tingkat sensitivitas dari jaringan
penyusun organ berbeda-beda bergantung antara lain pada tingkatproliferasi
(pembelahan) dan diferensiasi (kematangan) sel yang akhirnya akan mempengaruhi
tingkat sensitivitas dari organ terhadap pajanan radiasi. Berikut ini adalah
efek radiasi pada sebagian organ tubuh akibat pajanan radiasi eksterna (dari
luar tubuh) yang terjadi secara akut.
1. Sistem pembentukan darah
Sumsum tulang adalah organ
sasaran dari sistem pembentukan darah karena pajanan radiasi dosis tinggi akan
mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa minggu. Hal ini disebabkan karena
terjadinya penurunan jumlah sel basal pada sumsum tulang secara tajam. Komponen
sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (limfosit
dan granulosit) dan sel keping darah (trombosit).
Dosis sekitar 0,5 Gy pada sumsum
tulang sudah dapat menyebabkan penekanan proses pembentukan komponen sel darah
sehingga jumlahnya mengalami penurunan. Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu
beberapa jam pasca pajanan radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit
juga menurun tetapi dalam waktu yang lebih lama, beberapa hari atau minggu.
Sementara penurunan jumlah eritrosit terjadi lebih lambat, beberapa minggu
kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total dapat digunakan untuk
memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin diderita seseorang akibat pajanan
radiasi akut.
Pada dosis yang lebih tinggi,
individu terpajan mengalami kematian sebagai akibat dari infeksi karena
menurunan jumlah sel darah putih (limfosit dan granulosit) atau dari pendarahan
yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya jumlah trombosit.
Efek stokastik pada sumsum tulang
adalah leukemia dan kanker sel darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para
korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik
tertunda pertama yang terjadi setelah pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa
laten sekitar 2 tahun dengan puncaknya setelah 6 – 7 tahun.
2. Kulit
Efek deterministik pada kulit
bervariasi dengan besarnya dosis. Pajanan radiasi sekitar 2-3 Gy dapat menimbulkan
efek kemerahan (eritema) sementara yang timbul dalam waktu beberapa jam.
Beberapa minggu kemudian, eritema akan kembali muncul sebagai akibat dari
hilangnya sel-sel basal pada epidermis. Dosis sekitar 3 – 8 Gy menyebabkan
terjadinya kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering (deskuamasi
kering) dalam waktu 3 – 6 minggu setelah pajanan radiasi. Pada dosis yang lebih
tinggi, 12 – 20 Gy, akan mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit disertai
dengan pelepuhan dan bernanah (blister) serta peradangan akibat infeksi pada
lapisan dalam kulit (dermis) sekitar 4 – 6 minggu kemudian. Kematian jaringan
(nekrosis) dalam waktu 10 minggu pemajanan radiasi dengan dosis lebih besar
dari 20 Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang parah pada pembuluh darah. Bila
dosis yang di terima sekitar 50 Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang
lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.
3. Mata
Mata terkena pajanan radiasi baik
akibat dari radiasi lokal (akut atau protraksi) maupun pajanan radiasi seluruh
tubuh. Lensa mata merupakan bagian dari struktur mata yang paling sensitif
terhadap radiasi. Terjadinya kekeruhan atau hilangnya sifat transparansi lensa
mata sudah mulai dapat dideteksi setelah pajanan radiasi yang relatif rendah
yaitu sekitar 0,5 Gy dan bersifat akumulatif. Dengan demikian tidak seperti
efek deterministik pada organ lainnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat
setelah pajanan, tetapi setelah masa laten antara 6 bulan sampai 35 tahun,
dengan rerata sekitar 3 tahun.
4. Organ reproduksi
Efek deterministik pada organ
reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada
testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan
mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy
merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena
sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa
minggu. Sedangkan dosis ambang sterilitas yang permanen berdasarkan ICRP 60
adalah 3,5 – 6 Gy. Semakin besar dosis yang di terima testis, semakin banyak
jumlah penurunan sel sperma dan semakin lama waktu pulih kembali normal, selama
belum mencapai dosis ambang kemandulan permanen.
Pengaruh radiasi pada sel telur
sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi
karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium. Selain
sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari
gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60
adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen
terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy.
Efek stokastik pada sel germinal
lebih dikenal dengan efek pewarisan yang terjadi karena mutasi pada gen atau
kromosom sel pembawa keturunan (sel sperma dan sel telur). Perubahan kode
genetik akan diwariskan pada keturunan individu terpajan. Penelitian pada hewan
dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga
kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian prematur.
5. Paru
Paru dapat terkena pajanan
radiasi secara eksterna dan interna. Efek deterministik berupa pneumonitis
biasanya mulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan. Efek utama adalah
pneumonitis interstisial yang dapat diikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai
akibat dari rusaknya sel sistim vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat, yang
dapat berakhir dengan kematian. Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya
peradangan akut paru ini biasanya terjadi pada dosis 5 – 15 Gy. Perkembangan
tingkat kerusakan sangat bergantung pada volume paru yang terkena radiasi dan
laju dosis. Hal ini juga dapat terjadi setelah inhalasi partikel radioaktif
dengan aktivitas tinggi dan waktu paro pendek.
Efek stokastik berupa kanker
paru. Keadaan ini banyak dijumpai pada para penambang uranium. Selama melakukan
aktivitasnya, para pekerja menginhalasi gas Radon-222 secara berkesinambungan
sebagai hasil luruh dari uranium. Di dalam paru, radon selama proses
peluruhannya sampai mencapai bentuk stabil yaitu timbal, akan melepaskan
partikel alpa yang sangat berbahaya sebagai sumber pajanan radiasi interna.
6. Sistem Pencernaan
Bagian dari sistim ini yang
paling sensitif terhadap radiasi adalah usus halus. Kerusakan pada saluran
pencernaan menimbulkan gejala mual, muntah, diare, dan gangguan sistem
pencernaan dan penyerapan makanan. Dosis radiasi yang tinggi dapat
mengakibatkan kematian karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah.
Efek stokastik yang timbul berupa kanker pada epitel saluran pencernaan.
G. Penyakit
akibat radiasi
1. Radiodermatitis
Radiodermatitis
adalah peradangan kulit yang terjadi akibat penyinaran local dengan dosis
tinggi. Dimulai dengan tanda kemerahan pada kulit yang terkena radiasi,
kemudian diikuti oleh masa tenang beberapa hari sampai 3 minggu baru kemudian
muncul gejala yang khas tergantung dari dosis yang diterima.
2. Katarak
Katarak
terjadi pada penyinaran mata dengan dosis diatas 1,5 Gray (Gy), dengan masa
tenang antara 5 – 10 tahun.
3. Sterilitas
(kemandulan)
Sterilitas
dapat terjadi karena akibat penyinaran pada kelenjar kelamin. Efek berupa
pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sel sperma yang muda lebih peka dari
pada sel tua. Aktivitas pembentukan sperma dapat mulai menurun pada dosis
beberapa senti Gray (cGy).
4. Sindrom
Rasiasi Akut
Sindrom
Radiasi Akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan dosis lebih
dari 1 Gy yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup tinggi
oleh radiasi yang berdaya tembus besar.
Gejala
diawali dengan gejala tidak khas seperti mual dan muntah, demam, rasa lelah,
sakit kepala serta diare, kemudian diikuti masa tenang selama 2 sampai 3
minggu. Pada masa ini gejala mereda, setelah masa tenang lewat, maka timbul
nyeri perut, diare, perdarahan, anemia, infeksi bahkan kematian.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://istimoanja.blogspot.com/2011/12/fisika-radiasi.html (12/11/2013; 11:07)
http://yosainto.wordpress.com/2011/11/21/efek-radiasi-bagi-tubuh/ (12/11/2013; 11:15)
http://www.guntara.com/2012/10/pengertian-dan-klasifikasi-radiasi.html (14/11/2013; 9:02)
http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/efek-radiasi.html (14/11/2013;
9:03)
(14/11/2013; 9:04)
menarik dan bagus, materi cukup lengkap.
BalasHapussilahkan berkunjung juga di blog saya, saya membahas hal yang sama.
https://www.youtube.com/watch?v=zREOSo0ydDk