Kamis, 27 Februari 2014


MANAJEMEN STRESS DENGAN
LATIHAN PERNAFASAN


Makalah Psikologi Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi

KELOMPOK 2
ATFALINA GATI AWANNAS (P17420513010)
CANDRA SAPUTRA (P17420513011)
DEWI BUDIYARTI (P17420513012)
DIAH DWI PRATIWI (P17420513013)
DIAN PUTRI SAMSARI (P17420513014)
DINI FITRIA WULANDARI (P17420513015)
EKA FITRI ANA (P17420513016)
EKA INDRIYANTI UNTARI (P17420513017)
EKA SEVIT DEVITA (P17420513018)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2013
KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah yang membahas tentang “Manajemen Stress dengan Latihan Pernafasan” disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi  semester awal Politeknik Kesehatan Semarang Prodi DIII Kepertawatan Magelang. Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada:
1.      Orang tua yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
2.      Bapak Saseno. S.Pd. S.ST. M.Kes. selaku dosen yang memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini.
3.      Teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
          
 Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dansaran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini.

Magelang, 6 November 2013                                                                                                         
                                                                                                                
Tim Penulis
DAFTAR ISI
                                                                       
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1      
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1      
B.     Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II MANAJEMEN STRESS DENGAN METODE LATIHAN PERNAFASAN      2
A.    Stress.................................................................................................... 2
1.      Pengertian stress............................................................................. 2
2.      Klasifikasi stress............................................................................. 3
3.      Cara mengenali stress..................................................................... 4
4.      Pengukuran stress........................................................................... 5
5.      Cara penanganan stress................................................................... 7
B.     Manajemen stress.................................................................................. 9
1.      Pengertian Manajemen stress.......................................................... 9
2.      Manfaat manajemen stress.............................................................. 10
3.      Metode manajemen stress............................................................... 10
BAB III LATIHAN PERNAFASAN............................................................. 12
A.    Teknik latihan pernafasan..................................................................... 12
PENUTUP........................................................................................................ 16
A.    Simpulan .............................................................................................. 16
B.     Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tiap manusia mempunyai rasa cemas apabila menghadapi suatu kejadian atau peristiwa. Sebenarnya kecemasan adalah hal yang normal bagi semua manusia, akan tetapi kecemasan menjadi tidak normal apabila manusiamenanggapi kecemasan secara unrealistic, berlebihan dan mengakibatkan gangguan fisik, psikis, dan social. Seseorang dikatakan mengalami gangguan kecemasan apabila dia mengalami gangguan beraktivitas dan tidak mampu menjalin interaksi social.
Makalah ini membahas manajemen stress melalui latihan pernapasan. Makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami  latihan pernapasan serta dapat menggunakan metode ini untuk mengatasi stress. Selain itu, diharapkan pembaca dapat mengajarkan metode ini pada individu lain yang mengalami stress.

B.       Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memahami cara penanganan stress dengan manajemen stress metode latihan pernapasan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
BAB II
MANAJEMEN STRESS DENGAN METODE LATIHAN PERNAFASAN
A.    Stress
1.      Pengertian Stress
Menurut Selye, 1956 (cit. Saseno, 2013: 9), Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang terganggu. Faktor yang menyebabkan perubahan/gangguan kebutuhan di sebut stressor. Jadi stresso dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Pendapat lain dikemukakan oleh Davis, dkk, 1989 (cit. Saseno, 2013: 9), Stress adalah kejadian kehidupan seharian yang tidak dapat dihindari. Dan juga Koizer,dkk, 1989 (cit. Saseno, 2013: 9), Stress adalah fenomena universal. Setiap orang mengalaminya. Stress memberi dampak secara total pada individu yaitu fisik, emosi, intelektual, sosial, spiritual.
a.       Stress fisik mengancam keseimbangan fisiologis.
b.      Stress emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruksi terhadap diri sendiri.
c.       Stress intelektual akan mengganggu persepsi dan kemampuan menyelesaikan masalah.
d.      Stress sosial akan mengganggu hubungan individu dengan orang lain.
e.       Stress spiritual akan merubah pandangan individu terhadap kehidupan.
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

2.      Klasifikasi  Stress
Stress dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis. Apabila ditinjau dari penyebab stress, Kusmiyati dan Desminiarti 1990 (cit. Sunaryo, 2013: 230) mengungkapkan bahwa stress dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.       Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b.      Stress kimiawi, disebabkan oleh asam atau basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas.
c.       Stress mikrobiologi, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
d.      Stress fisiologi, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi, jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh yang tidak normal.
e.       Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f.       Stress psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.
Sementara itu, Brecht, 2000 (cit. Sunaryo, 2013: 230) mengemukakan bahwa stress apabila ditinjau dari penyebab hanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.       Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b.      Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri

3.      Cara Mengenali Stress
Tekanan hidup yang semakin hari semakin komples membuat stress tumbuh subur di tengah masyarakat. Sayangnya, mengingat gejala stress bertahap dan lambat, membuat banyak orang sama sekali tidak menyadari saat dirinya telah masuk ke dalam fase stress. Karenanya, penting untuk memahami ciri-ciri stress agar penderita bisa mengambil langkah penanggulangan sedini mungkin. Pada prinsipnya, stress menampakkan diri dengan bermacam cara. Namun, secara umum gejala atau ciri-ciri stress bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori yakni kognitif atau emosional dan fisik.
Indikator stress dalam kehidupan sehari-hari difokuskan pada aspek biopsikososial yang terdiri dari :
a.         Indikator fisiologi (Saseno, 2013), yaitu :
1)        Peningkatan tekanan darah
2)        Ketegangan otot meningkat
3)        Peningkatan denyut nadi dan atau frekuensi nafas
4)        Keringat dingin pada telapak tangan
5)        Tangan dan kaki dingin
6)        Sakit kepala
7)        Sakit perut
8)        Suara nada tinggi dan cepat
9)        Frekuensi miksi bertambah
10)    Sukar tidur dan sering terbangun
11)    Dilatasi pupil
12)    Gula darah meningkat
b.         Indikator perilaku dan emosional / psikologis (Saseno, 2013), yaitu :
1)        Cemas
2)        Depresi
3)        Bosan
4)        Penggunaan obat dan zat meningkat
5)        Pola makan berubah
6)        Perubahan pola tidur dan kegiatan
7)        Kelelahan mental
8)        Perasaan tidak mampu
9)        Harga diri hilang/kurang
10)    Mudah tersinggung
11)    Motivasi hilang
12)    Menangis
13)    Produktivitas dan kuatitas kerja menurun
14)    Cenderung melakukan kesalahan atau daya nilai buruk
15)    Pelupa dan sering blocking
16)    Sering melamun
17)    Tidak konsentrasi pada tugas
18)    Meningkatkan absen dan sering sakit
19)    Minat hilang

4.      Pengukuran Stress
Tabel Pengukuran Stress (Koziar & Erb, 83 :185) (cit. Saseno,2013)

Nilai stess

Nilai stess
Keluarga
Kematian pasangan
Cerai
Perpisahan
Kematian keluarga dekat
Perkawinan
Rujuk ( perkawinan )
Perubahan kesehatan anggota keluarga
Kehamilan
Penambahan anggota baru keluarga
Kesulitan berhubungan seksual
Bertengkar dengan pasangan
Anak meninggalkan rumah
Masalah dengan mertua
Perubahan kondisi tempaat tinggal
Pindah rumah
Perubahan sekolah, gereja, rekreasi
Perubahan aktivitas sosial
Perubahan pola tidur
Perubahan jumlah keuarga yang tinggal bersama
Perubahan pola makan
Cuti
Liburan

100
73
65
63
50
45
44

40
39

39

35

29
29
25

29
20

19
16
15

15
13
12
Perubahan individu
Penjara
Cedera atau penyakit
Kematian teman dekat
Prestasi istimewa
Perbaikan kebiasaan
Pelanggaran hukum yang ringan Pekerjaan/sekolah

PHK
Pensiun
Penyesuaian bisnis
Ganti pekerjaan
Ganti jabatan (promosi atau turun)
Pasangan berhenti atau mulai bekerja
Mulai atau berhenti sekolah
Masalah dengan majikan
Finansial
Perubahan status ekonomi
Hutang lebih 10 juta
Penyitaan
Hutang kurang 10 juta


63
58
37
28
24
11


47
45
39
36
29

26

26

23

38

31
30
17

           
Penilaian Skore
            150-199                       stress ringan = 37% dapat sakit
            200-299                       stress sedang = 51% sakit dalam 2 minggu
300 atau lebih              stress berat = 79% segera jatung sakit           

5.      Cara dalam penanganan Stress (Saseno, 2013: 32)
a.       Mengurangi situasi stress
1)        Kebiasaan
Setiap orang mempunyai kebiasaan yang unik yang membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
2)      Menghindari perubahan
Menghindari perubahan dengan membantasi perubahan yang tidak diperlukan dan dapat dihindarkan.
3)      Time brocing
Alokasi atau membatasi waktu menyediakan kurun waktu tertentu untuk memfokuskan diri beradaptasi dengan stressor.
4)      Time Management
Teknik ini berguna uantuk individu yang tidak dapat mengerjakan berbagai hal pada waktu yang sama. Individu membuat daftar tugas yang harus dilaksanakan dan memprioritaskan tugas yang harus lebih penting dan lebih dulu dikerjakan.
5)      Modifikasi Lingkungan
Merubah lingkungan yang merupakan sumber dari stress secara realistik atau mengurangi stress.

b.      Mengurangi respon fisiologi terhadap stress, yaitu :
1)      Latihan
Latihan yang teratur akan meningkatkan tonus otot, stabilitas berat badan, mengurangi stress dan relaksasi.
2)      Nutrisi dan diet
Nutrisi dan latihan sangat berhubungan. Makanan memberi tenaga untuk kegiatan atau latihan akan meningkatkan sirkulasi dan distribusi makanan jaringan, makanan yang buruk akan meningkatkan respon stress.
3)      Istirahat
Istirahan dan tidur diperlukan individu untuk menyegarkan tubuh dan ketenangan mental. Untuk itu individu perlu belajar relaksasi untuk dapat jatuh tidur. 

c.       Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stress, yaitu :
1)      Sistem pendukung
Sistem pendukung seperti keluarga, teman, kolega, temasuk disini mencari batuan dari orang yang berkompeten misalnya seorang psikolog, yang akan mendengarkan, memberi nasihat dan dorongan emosi.
2)      Meningkatkan hargadiri membantu strategi penurunan stress secara positif.

B.            Manajemen Stress
1.      Pengertian Manajemen Stress (id.wikipedia.org)
Manajemen stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stress itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Manajemen stress adalah kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional. Stress adalah reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita dan bagian dari sistem pertahahan yang membuat kita tetap hidup. Stress sudah ada sejak kita dalam kandungan dan tak pernah lepas dari kehidupan kita

2.      Manfaat Manajemen Stress
a.         Untuk mengurangi stress
b.         Untuk mengembalikan kepercayaan
c.         Meningkatkan perasaan bahwa kita mampu mengendalikan situasinya
d.        Untuk mencegah timbulnya stress sehingga ambang stress bisa lebih ditingkatkan.

3.      Metode Manajemen Stress (Saseno, 2013: 20)
a.         Relaksasi
b.         Latihan pernafasan
c.         Meditasi
d.        Visualisasi
e.         Selft-Hipnosis
f.          Otogenik
g.         Latihan keterampilan coping
h.         Assertivenes Training
i.           Time management
j.           Job stress management


BAB III
LATIHAN PERNAFASAN
Latihan pernapasan (Maryanto, 2013) adalah salah satu teknik untuk mengurangi tingkatan stress. Biasanya saat bernapas, hanya menggunakan sebagian kecil dari paru-paru, menyediakan cukup oksigen ke paru-paru. Sebuah pernapasan lambat dan berirama memungkinkan untuk menarik jumlah berlebihan oksigen ke paru-paru yang kemudian dipasok ke darah. Teknik pernapasan dasar dapat membantu mengusir kecemasan dan berbagai gangguan seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
Bernapas yang benar membantu untuk mengontrol pikiran. Bernapas adalah hubungan antara pikiran dan tubuh. Ketika stress meningkat, nafas menjadi lebih cepat dan dangkal, dengan menyadari pernafasan dan belajar memperlambat dan memperdalam nafas akan membuat kita merasa lebih rileks. Diharapkan untuk cadangan hanya beberapa menit awalnya dan ingat, waktu untuk bersantai adalah waktu yang tepat.
A.    Teknik Latihan Pernafasan
Pernafasan duduk awal dilakukan sebagai pemanasan (warming-up) bagian dalam tubuh sebelum melakukan pernafasan bergerak. Pernafasan duduk akhir dilakukan untuk pendinginan (cooling down) dan pengendapan tenaga hasil latihan. Pernafasan duduk juga dikerjakan diluar latihan bersamaan dengan nafas gerak. Cara latihan pernafasan duduk adalah sebagai berikut:
a.       Duduk dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung diluruskan. Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut, pandangan lurus ke depan ke satu titik. 
b.      Bernafas teratur sambil berkonsentrasi. Keluar masuk nafas melalui hidung, dengan diantaranya menekan nafas dibawah perut (abdominal pressing). Selang waktu tarik, tekan/tahan dan keluar nafas adalah sama yakni 10-30 detik. Pernafasan duduk dilakukan selama 10 menit.
Manfaat latihan pernafasan duduk adalah meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan sistem pernafasan yaitu dengan meningkatnya kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital merupakan salah satu tolok ukur bagi kemampuan fungsional sistem pernafasan. Dengan pola pernafasan duduk yang melakukan ekspirasi maksimal, inspirasi maksimal dan abdominal pressing, maka tidak hanya otot-otot pernafasan biasa yang dilatih, tetapi juga otot-otot pernafasan pembantu dan bahkan juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul, khususnya pada saat abdominal pressing.  Mekanisme pernafasan, khususnya pernafasan perut memperlancar aliran darah balik dari vena-vena di daerah perut menuju ke jantung. Hal ini disebabkan karena pada waktu inspirasi (tarik nafas) tekanan di rongga perut meningkat sedangkan tekanan di rongga dada menurun, sehingga darah dari arah perut ditekan, sedangkan dari arah dada dihisap. Meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental sekaligus.

Pernafasan bergerak adalah pengolahan pernafasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan gerak tertentu/jurus. Cara Latihan Pernafasan Bergerak :   

a.       Gerakan tungkai

Tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki kesamping berlawanan arah. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan satu sama lain pada setiap gerakan kaki maju sejengkal.

b.      Gerakan tangan
Jurus untuk tingkat Dasar, 10 jurus untuk tingkat Pengendalian 1, 6 jurus untuk tingkat Gabungan Dasar. Untuk tingkat Dasar, pada awal gerakan, nafas ditarik sebanyak mungkin melalui hidung, kemudian ditekan dan ditahan dibawa perut sambil menggesek telapak kaki maju sejengkal yang disebut satu langkah kuda-kuda, seiring seirama denga gerakan tangan. Untuk 1 kali menekan dan menahan nafas minimal dilakukan 15 langkah, setelah itu nafas dikeluarkan, juga melalui hidung. Kemudian atur nafas dengan tarik dan keluar nafas 2 atau 3 kali, lalu dilanjutkan dengan latihan tagi. Latihan dilakukan selama 90 menit dan ditutup dengan latihan pernafasan duduk akhir selama 10 menit.


BAB IV

PENUTUP

A.       Simpulan
Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap kebutuhan yang terganggu. Latihan pernapasan adalah salah satu teknik untuk mengurangi tingkatan stress. Teknik pernapasan dasar dapat membantu mengusir kecemasan dan berbagai gangguan seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung. Bernapas yang benar membantu untuk mengontrol pikiran. Bernapas adalah hubungan antara pikiran dan tubuh.

B.     Saran
Berdasarkan simpulan diatas disarankan kepada pembaca umum. Untuk membantu penanganan stress dengan manajemen stress latihan pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA
Saseno, 2013, Perawatan Kesehatan Mental, Prodi Keperawatan Magelang
Sunaryo, 2013, Psikologi Untuk Keperawatan, ed 2, EGC, Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar