Sabtu, 20 Agustus 2016

Pathway Pneumonia

Diagnosa Dan Intervensi Keluarga Dengan Pneumonia

Diagnosa keperawatan keluarga dengan masalah pneumonia dari Nanda NIC-NOC (2013) dikembangkan dengan Mubarak dkk (2012) :
  • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pneumonia.
  • Risiko hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
  • Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yg sakit
  • Risiko Ketidakefektifan Bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang  sehat
  • Risiko komplikasi berlanjut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan


Intervensi keperawatan keluarga dengan masalah pneumonia dari Nanda NIC-NOC (2013), Smeltzer (2015) dan Mubarak dkk (2012) :
1.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit pneumonia
Tujuan :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 3 x 30 menit diharapkan masalah defisiensi pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil :
a.       Keluarga mampu mengenali masalah dan meningkatkan pengetahuan keluarga
b.      Keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan dengan benar
c.       Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, tanda gejala dan penanganan penyakit pneumonia.
Intervensi        :          
a.       Gali pengetahuan keluarga mengenai pneumonia.
b.      Berikan penjelasan secara sederhana tentang pengertian, penyebab, tanda, dan gejala pneumonia.
c.       Bantu keluarga untuk mengenal tanda dan gejala pneumonia pada salah satu anggota keluarga.
d.      Jelaskan tentang cara mengatasi apabila tanda dan gejala muncul dan pentingnya tindak lanjut.
e.       Jelaskan mengenai fungsi terapi farmakologi dan non-farmakologi bila ada.
f.       Jelaskan mengenai cara penularan dan pencegahan penularan pneumonia  
2.      Risiko hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Tujuan :
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x 30 menit diharapkan masalah keperawatan risiko hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :
a.       Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5oC – 37,5oC,
b.      Tidak terjadi kejang dan perubahan warna kulit,
c.       Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Intervensi        :
a.       Jelaskan alternatif tindakan yang dapat dipilih untuk mengatasi hipertermi pada pneumonia antara lain:
1)      Anjurkan pada keluarga kompres hangat untuk menurunkan demam
2)      Anjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan intake cairan secara oral
3)      Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan obat antipiretik apabila terjadi peningkatan suhu.
b.      Jelaskan kepada keluarga akibat hipertermi pada pneumonia apabila tidak ditangani dengan tepat.
3.      Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit pneumonia.
Tujuan :
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x 30 menit diharapkan masalah keperawatan risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil :
a.       Terjadi peningkatkan asupan cairan dan nutrisi,
b.      Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
c.       Menunjukkan peningkatan nafsu makan
d.      Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit pneumonia
Intervensi        :
a.       Kaji sejauh mana asupan nutrisi dan cairan klien.
b.      Anjurkan kepada keluarga makan sedikit tapi sering untuk menurunkan kerja lambung.
c.       Anjurkan kepada keluarga menghindari susu cair dan yang sangat kental karena akan mengentalkan sekret
d.      Jelaskan pada keluarga tentang diit tinggi protein dan tinggi kalori (diit TKTP)
e.       Jelaskan kepada keluarga pentingnya nutrisi bagi penderita pneumonia untuk proses kesembuhan.
4.      Risiko Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang  sehat
Tujuan :
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x 30 menit diharapkan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi dengan kriteria hasil :
a.       Klien menunjukkan kepatenan jalan napas,
b.      Suara napas bersih tidak ada wheezing atau stidor, mampu bernapas dengan mudah dan tidak ada sianosis
c.       Keluarga mampu memelihara lingkungan yang sehat
Intervensi        :
a.       Beri penjelasan pada keluarga untuk kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi gejala sesak napas dan batuk seperti suhu ruangan dan kondisi udara ruangan.
b.      Beri penjelasan tentang pengaruh lingkungan tentang ventilasi yang buruk, kurangnya pencahayaan dan kondisi ruangan yang lembab dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakeri yang dapat memperburuk gejala sesak napas dan batuk pada pneumonia
c.       Jelaskan pada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas dengan :
1)      Penataan tempat tidur, hindari lingkungan yang penuh asap rokok maupun terpapar asap kendaraan
2)      Ajarkan pada keluarga teknik inhalasi sederhana untuk mengurangi gejala sesak napas
3)      Ajarkan pada pasien untuk batuk efektif,
4)      Ajarkan pada keluarga fisioterapi dada.
5)      Berikan penjelasan kepada keluarga tentang posisi yang tepat (semi fowler) untuk memaksimalkan ventilasi
5.      Risiko komplikasi berlanjut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Tujuan :
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x 30 menit diharapkan masalah keperawatan komplikasi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
a.       Keluarga mengetahuai macam-macam fasilitas kesehatan yang ada di sekitar.
b.      Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan di lingkungan  sekitar tempat tinggal.
Intervensi        :
a.       Gali pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada.
b.      Beri penjelasan pada keluarga, macam-macam fasilitas kesehatan yang ada.
c.       Kaji tingkat kepercayaan keluarga pada pelayanan kesehatan.
d.      Diskusikan bersama keluarga manfaat mendatangi fasilitas kesehatan.
e.       Dorong keluarga agar mampu memanfaatkan fasiitas kesehatan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal.