Rabu, 05 Maret 2014

LAPORAN KARBOHIDRAT UJI BARFOED



LAPORAN KARBOHIDRAT
UJI BARFOED















NAMA KELOMPOK :
1.      DEWI BUDIARTI
2.      DIAH DWI PRATIWI
3.      DIAN PUTRI SAMSARI
4.      DINI FITRIA WULANDARI
5.      EKA FITRI ANA
6.      EKA INDRIYANTI UNTARI
7.      EKA SEVIT DEVITA
8.      ELOK FAIQOH
9.      ENDAH FITASARI
10.  ERLINA WIJI A.N
11.  ERSINTA SUKMA PALUPI

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2014

PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung, dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, dan serat (Irawan 2007).
Uji karbohidrat biasanya menggunakan uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fermentasi, uji selliwanoff, uji osazon, dan uji iod. Uji molisch tidak spesifik terhadap karbohidrat. Uji benedict digunakan untuk mendeteksi adanya gula pereduksi dalam sampel. Uji barfoed dapat membedakan monosakarida dengan disakarida. Uji fermentasi untuk hidrolisis gula oleh khamir. Uji selliwanoff untuk membedakan gugus fungsi dari glukosa. Uji osazon untuk mengetahui bentuk gugus glukosa. Uji iod dapat mendeteksi kandungan amilosa dalam pati.
A.    TUJUAN
Praktikum ini bertujuan menunjukkan sifat dan struktur karbohidrat melalui uji kualitatif dan mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen uji.

B.     METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat–alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet, penangas air, mortar, tabung fermentasi, mikroskop, dan plat tetes. Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, larutan maltosa 1%, pati 1%, pereaksi molisch, asam sulfat pekat, pereaksi benedict, pereaksi barfoed, fosfomolibdat, ragi roti, NaOH, pereaksi selliwanoff, fenil hidrazin Na asetat, dan larutan iod.

C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Larutan Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna lebih pekat.
Pada percobaan ini dengan menggunakan 5 ml larutan barfoed yang ditambahkan masing-masing 5 ml larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa (0,04 M), laktosa (0,01 M), sukrosa (0,01 M), dan sukrosa (0,03 M). Dimana setelah dipanaskan selama 30 menit diantara semua larutan karbohidrat tersebut yang bereaksi dan menghasilkan hasil yang positif adalah larutan fruktosa dan laktosa (0,01 M). Larutan karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan fruktosa. Sementara untuk larutan karbohidrat jenis glukosa, dan sukrosa, tidak bereaksi atau menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid atau keton rantai terbuka,sehingga gugus aldehid atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan biru lebih pekat) dinamakan gula pereduksi.
Pereaksi barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya dapat direduksi oleh monosakarida dan disakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan mereduksi diantara keduannya.



Hasil Pengamatan Larutan Barfoel
No Tabung
LarutanBarfoel
Larutan
Pengamatan
1
5 ml
5 ml Glukosa (0,01M)
Sedikit gelembung, warna  biru muda
2
5 ml
5 ml Fraktosa (0,02M)
Telah banyak gelembung, warna biru pekat
3
5 ml
5 ml Laktosa (0,04M)
Sedikit gelembung, warna biru muda
4
5 ml
5 ml Laktosa (0,01M)
Banyak gelembung, warna lebih pekat
5
5 ml
5ml Sacrosa (0,04M)
Tidak banyak gelembung, warna biru pudar
6
5 ml
5ml Sacrosa (0,03M)
Tidak ada  gelembung, warna biru pudar







SIMPULAN
A.    Menggunakan larutan barfoed
Barfoed digunakan sebagai memisahkan monosakarida dan disakarida. Barfoed bersifat asamlemah, direduksi oleh monosakarida. Pemanasan yang semakin lama mengindrolisis disakarida sehingga beraksinya semakin positif.
Maka hasil kesimpulan keseluruhannya adalah  hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dari pada di sakarida dan polisakarida. Kadar gula total adalah kandungan gula keseluruhan dalam suatu bahan baik monosakarida mau punoligosakarida. Gula reduksi adalah gula yang dapat mereduksi zat lain. Golongan monosakarida mengandung gugus aldehid dan gugus keton yang aktif mereduksi senyawa lain.


DAFTAR PUSTAKA
Harborne JB. 1987. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung ITB.
Hardjo S, Indrasti NS, Tajuddin B. 1989. Biokonveksi: Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan Clan Gizi.
Hartati NS, Prana TK. 2003. Analisis kadar pati dan serat tepung beberapa kultivar talas (Colocasia esculenta). Jurnal Natur Indonesia 6: 29-33.
Indarti D, Asnawati. 2011. Karakterisasi film nata de coco-benedict secara adsorpsi untuk sensor glukosa dalam urin. Jurnal Ilmu Dasar 12: 200-209.
Irawan MA. 2007. Karbohidrat. Sport Science Brief 1: 1-4.
Poedjiadi A, Supriyanti FT. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI press.
Sumardjo D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sungguh A. 1993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Vaidya VK. 1994. Sensitized photo-oxidation of osazone by singlet oxygen. Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry 81: 135-137.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar